Friday, June 1

Candi Cungkup atau Candi Sanggrahan - Tulungagung

Candi Sanggrahan terletak di Dusun Sanggrahan, Desa Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu,
Kabupaten Tulungagung. Candi ini hanya berjarak ± 3 Km dari Candi Gayatri atau Candi Boyolangu dan berjarak 1,5 Km dari Candi Dadi, tapi harus naik gunung serta berjarak 6,5 Km dari Candi Mirigambar.
  
Candi Sanggrahan sebenarnya merupakan sebuah komplek percandian. Sayangnya, seiring berjalannya waktu, dua candi perwara yang berada di sebelah timur candi induk sudah runtuh dan tak bersisa. Sekarang, hanya candi induknya saja yang masih tegak berdiri.

Candi induk Sanggrahan ini menghadap ke barat dengan panjang 12.60m lebar 9.05 m tinggi 5.86 cm. Bagian atap candi telah runtuh dan yang tersisa adalah bagian kaki candi dan sedikit badan candi. 

Candi Sanggrahan sendiri merupakan candi yang unik karena disusun atas dua batu yang berbeda. Bagian dalam candi disusun dari batu bata, sedangkan bagian luarnya terbuat dari batu andesit. Hal demikian juga dapat kita temui pada Candi Simping, Candi Surowono dan Candi Induk Penataran.

Candi Sanggrahan merupakan Candi Buddha karena dulu disekitar candi pernah diketemukan lima buah patung Buddha dalam posisi mudra yang berbeda - beda, namun entah sekarang patung – patung tersebut berada di rumah juru pelihara candi atau telah dipindah ke Museum Daerah Tulungagung. Candi Sanggrahan juga minim relief maupun hiasan. Hanya terdapat relief singa yang berada dalam bidang persegi dan mengelilingi kaki candi. Selebihnya hanya bidang persegi kosong yang seharusnya berisi panil relief. Hal yang sama juga bisa dilihat di Candi Rimbi, bahkan kemungkinan besar bentuk Candi Sanggrahan tidak akan berbeda dengan Candi Rimbi jika kedua candi ini sama – sama dipugar.

Candi Sanggrahan ini memiliki pagar penahan dari batu bata yang masih utuh serta memiliki tinggi dua meter. Pagar penahan ini dihiasi oleh ornamen belah ketupat dalam posisi tidur. Gerbang masuknya sendiri berada di sebelah barat dan harus menaiki tangga selebar setengah meter. Gapuranya sendiri sudah runtuh dan hanya menyisakan bagian kakinya saja.
Informasi mengenai Candi Sanggrahan sangat kurang. Banyak ahli menebak – nebak fungsi dari Candi Sanggrahan pada masa lampau. Namun, terdapat cerita rakyat yang menceritakan asal – usul Candi Sanggrahan. Diantara sekian banyak cerita rakyat tersebut, cerita rakyat versi Sina Wijoyo Suyono yang paling terkenal. 

Cerita tersebut menyebutkan Candi Sanggrahan sebagai tempat beristirahatnya rombongan pembawa jenazah Gayatri (Rajapadmi),pendeta wanita Buddha (Bhiksumi) masa kerajaan Majapahit Pemerintahan Hayam Wuruk. Jenazah itu dibawa dari Keraton Majapahit untuk menjalani upacara pembakaran di sebuah tempat disekitar Boyolangu. Dalam versi tersebut, Candi Sanggrahan disebut Candi Cungkup, sedangkan Candi Boyolangu dikenal dengan nama Candi Gayatri.

Sebutan lain yaitu Candi Cungkup
Sampai sekarang, masyarakat sekitar juga menyebut Candi Sanggrahan dengan sebutan Candi Cungkup. Jika begitu, maka ada tiga candi yang di kenal yang mendapat “nama tidak resmi” yang sama [sama – sama disebut Candi Cungkup], yaitu Candi Sawentar, Candi Kasimantengah dan Candi Sanggrahan ini.

No comments:

Post a Comment