Thursday, June 14

Candi Kota Kapur - Bangka Belitung

Terletak di Desa Kota Kapur Kecamatan Mendo, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung. Situs ini terletak di pinggir Sungai  Mendo yang bermuara di selat Bangka.
Untuk mencapai lokasi,  dapat mengambil transportasi umum dari jantung Kabupaten Bangka Barat - Kecamatan Mendo . Sayangnya, akses ke Desa Kota Kapur  melalui Kecamatan Mendo sulit dijangkau. Oleh karena itu, lebih efisiens jika mengendarai mobil pribadi sendiri untuk mencapai lokasi tersebut

Kondisi Candi Kota Kapur berupa sisa reruntuhan candi pada zaman Kerajaan  Sriwijaya yang telah ditimbun kembali. Ditemukan juga puluhan keramik, benteng tanah setinggi sekitar tiga meter, parit di  bawah benteng yang menyerupai terowongan bekas penggalian para arkeolog yang  mencari struktur bangunan candi dan bekas pondasi prasasti Kota Kapur, gedung mirip pendopo yang menyimpan barang-barang sejarah, dan potongan arca yang masih terawat baik.

Spesifikasi
Selain candi terdapat pula Prasasti Kota Kapur sendiri berangka tahun 608 saka (686 Masehi), yang merupakan prasati persumpahan berbentuk lingga dengan bahasa Melayu kuno dan ditulis dalam aksara palawa, yang menjadi penanda bahwa wilayah tersebut merupakan bagian dari Kerajaan Sriwijaya. Pada akhir prasasti disebutkan bahwa prasasti dipahat pada tanggal 28 April 686, ketika Bala tentara Sriwijaya baru berangkat menyerang Bhumi jawa. Prasasti ini ditemukan oleh JK. Fander Meulend (orang Belanda) yang pada waktu itu menjabat  sebagai Administrator di Sungai Selan pada tahun 1892.



Pahatan pada prasasti ini berjumlah  sepuluh baris dengan menggunakan aksara Pallawa dalam bahasa Sansekerta . Pada  tahun 1978, di areal situs ditemukan alas prasasti oleh penduduk desa Kota  Kapur. Alas prasasti yang memiliki panjang 30 cm, lebar 52 cm, dan berat 7 kg  tersebut sekarang berada di rumah juru pelihara Situs Kota Kapur. Di area ini terdapat batu berdiri menyerupai gapura yang tingginya sekitar 75 meter sebagai tanda ditemukannya situs ini oleh JK. Fander  Meulend .Area ini  sudah dua kali diadakan penelitian oleh Tim Arkeologi Nasional bekerjasama  dengan Tim Arkeologi dari Perancis tahun 1994 - 1995 dan terakhir 2007

Uraian
Ketika Sultan Ratu Akhmad Badaruddin - penguasa Sriwijaya - tahu seperti sebuah fakta, ia memanggil prajuritnya untuk membasmi orang-orang laut penemu dari wilayah Sriwijaya itu. Kemudian, Sriwijaya berhasil mengalahkan mereka dan mendirikan perjanjian antara Raja Sriwijaya dan seorang utusan dari laut penemu. yang Perjanjian sekarang dikenal sebagai Prasasti Kota Kapur  sejak dibuatnya.

Tiga klausa ditulis di atas prasasti menggunakan huruf Pallawa dalam bahasa Sansekerta. Pertama, wilayah Sriwijaya yang meliputi wilayah di Pulau Bangka dan pulau-pulau tetangga. Kedua, orang menetap daerah-daerah harus mengakui wewenang Sriwijaya itu dengan menaati hukum dan peraturan yang ditetapkan oleh Kerajaan. Klausa terakhir dibatasi segala jenis perampokan dan pemberontakan melawan Sriwijaya itu.
Pada tahun 1892 Masehi, seorang Belanda bernama JK. Fander Meulend, yang juga penguasa administratif di Sungai Selan, temukan keberadaan prasasti tersebut. Kemudian pada tahun 1978 M, penduduk lokal Desa Kota Kapur  temukan alas prasasti ukuran 30 cm, lebar 42 cm , dan berat 7 kg.

Kota Kapur Situs Prasasti mengungkapkan cerita lama kemuliaan Sriwijaya di masa lalu. Ini adalah tempat yang tepat untuk beberapa arkeolog dan sejarawan yang ingin menelusuri jejak Sriwijaya

2 comments:

  1. Herbal Jantung Tanpa Efek Samping

    ReplyDelete
  2. .Togel..tugel... Itu sama dg meramal nasif untuk kepingin dapat uang dari Angka..

    ReplyDelete