Friday, May 4

Situs Tondowongso - Gayam,Kediri Jawa Timur

Situs Tondowongso di Desa Gayam, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, merupakan situs
yang baru ditemukan pada akhir tahun 2006. Kegiatan penggalian penyelamatan di Situs Tondowongso dilaksanakan selama 10 hari mulai tanggal 5 Maret s.d 14 Maret 2007. Awal penemuan Tondowongso terjadi pada sekitar bulan Desember 2006 ketika pada lahan lokasi situs dilakukan penggalian untuk tanah urug.

 
Sejumlah ciri-ciri yang menjadi patokan bahwa situs Tondowongso merupakan peninggalan jaman Kerajaan Kadiri awal adalah jenis arca yang ditemukan memiliki teksture yang sangat halus. Arca-arca yang ditemukan merupakan arca Hindu, yaitu Arca Brahma, Syiwa, Durga, Lingga, Yoni dan Lembu Andini. Tiap arca ditempatkan pada ruang-ruang tersendiri dalam komplek candi.  ketika pusat kerajaan dipindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, orang-orang juga ikut pindah, sehingga banyak candi dibangun di kawasan Jawa Timur. Proses perpindahan itu terjadi sejak tahun 929 M. Kerajaan Kediri merupakan kerajaan tertua di Jawa Timur. Setelah masa kerajaan Kediri, disusul kerajaan Singosari kemudian Majapahit. Ketiga kerajaan itu memiliki keterkaitan dari sisi historis dan arsitektur.

Terungkapnya situs ini bermula ketika beberapa buruh penggalian lahan urug di Dusun Tondowongso Desa Gayam Kecamatan Gurah Kediri pada 13 Januari 2007 menemukan patung Dewa Brahma di lokasi penggalian. Penemuan itu disusul dengan penemuan Dewi Durga pada 18 Januari tak jauh dari lokasi penemuan awal. Disusul kemudian ditemukan patung Arca Nandi atau Lembu Andini pada 19 Januari dan Lingga Yoni pada 26 Januari. Dan yang terakhir kembali ditemukan dua patung pada tanggal 12 Februari dan 13 Februari, namun jenis dari kedua patung tersebut belum dikatahui dan penemuan yang terakhir pada awal Maret 2007 adalah penemuan sumber air dan gapura serta tangga dari batu-bata yang menuju sumber air tersebut.

Dua hari setelah penemuan sumber air dalam sebuah gapura itu tepatnya pada 3 Maret ditemukan kembali enam arca yang berada di lahan milik warga yang belum diketahui namannya kecuali  satu arca yakni Arca Nandi atau biasa dikenal Lembu Andini, lima arca yang lain yang belum terdeteksi namannya tersebut salah satunya ada yang terpotong kepalannya yakni seperti seorang raja dengan mahkota di kepalannya.

Beberapa kesimpulan sementara mengenai penelitian Situs Tondowongso dari BP3 adalah bentuk dan data ruang bangunan candi secara keseluruhan belum dapat diketahui detil dan aspek-aspek arsitekturalnya. Namun, Informasi umum yang sudah diperoleh antara lain adalah: 

1) gerbang atau gapura gugus bangunan candi berada di sisi barat;
2) Terdapat tiga bangunan perwara di timur gapura;
3) Bentuk bangunan induk diperkirakan berdenah bujur sangkar dengan ukuran 8 X 8 Meter;
4) Terdapat detil konstruksi yang rumit, setidaknya di titik ekskavasi, yaitu di sudut tenggara (bagian belakang sebelah kiri bangunan induk). 

Situs Tondowongso ternyata tidak sendirian, baik dalam skala meso maupun makro. Dalam skala meso, terdapat setidaknya 2 situs yang diduga kuat terkait dengan situs ini, yaitu situs Gurah dan situs Gapura, kedunya berjarak kurang dari 500 meter dari Situs Tondowongso. 

Dalam skala makro, setidaknya terdapat beberapa situs yang berdasarkan bahan maupun konstruksi bangunan bata diduga juga terkait dengan situs tondowongso, yaitu situs Sumber Cangkring (Kecamatan Gayam) dan situs Semen (Kecamatan Pagu).

No comments:

Post a Comment