Monday, June 25

Candi Selagriya - Magelang

Terletak di Dusun Campurrejo, Desa Kembangkuning, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah, Indonesia. 

Dari Kota Magelang lokasi Candi Selagriya kurang lebih 15 km, yang dapat ditempuh lewat kota Kecamatan Bandongan atau lewat Windusari. Udara sekitarnya sejuk dengan pesona indahnya pemandangan alam pegunungan.

Candi ini ditemukan pertama kali pada tahun 1835 oleh Hartman, Residen Magelang pada masa penjajahan Belanda. Ketika ditemukan, kondisi candi dalam keadaan porak poranda dan banyak batu bagian candi yang hilang. Atas inisiatif Hartman, dibentuklah tim yang bertugas untuk menyusun kembali sisa-sisa bagian candi yang berserakan tersebut.

Bentuk Candi
Ukuran Candi Selagriya yang relatif kecil jika dibandingkan dengan candi-candi Hindu lainnya di sekitar daerah Kedu. Denah bangunannya berbentuk palang dengan ukuran 5,2 m x 5,2 m dan tinggi 4,9 m. 

Di dalam candi hanya terdapat sebuah bilik yang sudah kosong. Diperkirakan, bilik ini dulunya adalah tempat lingga atau yoni, simbol dari Syiwa Mahadewa. Di keempat dinding candi terdapat relung-relung di mana arca-arca perwujudan dewa ditempatkan.


Deskripsi patung candi ini berisi patung dewa-dewa Hindu dalam formasi:
  • di dalam ruang yang sekarang kosong, kemungkinan berisi Siva atau Nandi sebagai kendaraannya.
  • Relung Mengapit diidentifikasi sebagai Nandisvara oleh trisula. kemungkinan liontin-pengawalnya Mahakala.
  • Ganesha (kepala patung itu telah hilang sejak 1903).
  • Ceruk di bagian Selatan adalah Agastya.
  • Ceruk di bagian Utara adalah Durga sebagai mahisasuramardini dalam tindakan membunuh banteng-setan. Berdiri di belakang banteng memegang ekornya dengan tangan kanannya dan cengkeraman tangan kirinya rambut setan. Delapan lengan: panah, pedang, cakra, busur, perisai & bersayap Keong (cangkha).

Berlatar Belakang Candi Hindu
Candi purbakala peninggalan masa kejayaan kerajaan Hindu ini diperkirakan sezaman dengan candi-candi yang terdapat di daerah Kedu dan dataran tinggi Dieng, yaitu dibangun sekitar abad 8 M oleh wangsa Sanjaya. Candi ini memiliki ketinggian kurang lebih 648 m di atas permukaan laut (dpl), dengan jarak sekitar 24 km dari Candi Borobudur ke arah barat laut.

Candi yang terletak di kaki Bukit Sukorini dan Bukit Giyanti, lereng timur Gunung Sumbing ini terpencil dari pemukiman penduduk dan tersembunyi di antara perbukitan. 

Hal ini mengindikasikan bahwa candi ini dibangun sebagai tempat pemujaan para pendeta Hindu yang pada saat itu lebih memilih tinggal di tempat terpencil.

Dilihat dari letaknya yang berada di kaki bukit dan dekat dengan sumber mata air dan sungai, Candi Selagriya dianggap sebagai representasi nilai-nilai yang berkembang dalam agama Hindu. 

Dalam ajaran Hindu, berkembang keyakinan bahwa para dewa bersemayam di tempat-tempat yang tinggi. Sementara air adalah lambang kesuburan dan kesucian. Berdasarkan alasan tersebut, setiap pemugaran yang dilakukan untuk membenahi bangunan candi selalu berusaha untuk tidak merubah letak candi. Sebab, jika candi dipindahkan ke lokasi lain, maka makna spiritualnya akan hilang.

1 comment: