Terletak di Kelurahan
Simpang, Kecamatan Berbak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur dilakukan
pembangunan kembali.
Pemugaran dilakukan oleh pihak Balai Pelestarian
Peninggalan Purbakala (BP3) Jambi tersebut merupakan pemugaran parsial.
“Artinya pemugaran tanpa membongkar seluruh bagian candi,” ujar Sigit
Ario Nugroho, arkeolog BP3 Jambi, pada Tribun, Rabu (30/6).
CANDI dari bata berukuran sekitar 3,5 x 3,5 meter itu tengah dibangun kembali. Pekerja-pekerja menyusun bata-bata baru di atas susunan bata lama. Di tengahnya ada lubang berbentuk silang yang diisi dengan pasir. sehingga Jambi punya objek wisata sejarah baru, yakni Candi Satu.
Pemugaran parsial bisa dilakukan lantaran bagian bawah candi masih utuh dan berada di tempatnya sehingga tidak perlu dibongkar seluruhnya. Sedangkan bagian atas candi perlu dibongkar karena ada bata yang rusak dan perlu diganti. Selama pemugaran itu, ada penemuan yang menarik.
“Kami menemukan dua bilah logam berbentuk golok saat membongkar bata di sisi barat dan timur,” kata Sigit. Kondisi logam itu sudah berkarat dan rapuh. Menurut Kasie Pemeliharaan dan Pemanfaatan BP3 Jambi, Rusmeijani Setyorini, penemuan logam di tubuh candi ini mirip dengan temuan di Situs Candi Muaro Jambi. “Bedanya, di Candi Muaro Jambi, logam tersebut hanya berupa lempengan dan berisi tulisan mantra. Sedangkan di Candi Satu bentuknya berupa sebilah golok,” ungkapnya.
Selain temuan logam, juga menemukan arca dan fragmen atau potongan arca. Arca ditemukan dalam kondisi yang sudah rusak. “Bentuknya sudah tidak utuh, tinggal bagian bawahnya saja yang tersisa. Bahan arca adalah batu pasiran yang mudah aus bila terkena gesekan,” ujar Setyorini.
arca ditemukan hanya berjarak 12 meter arah barat laut bangunan candi. Beberapa pecahan tembikar, keramik, dan arca kepala singa juga ditemukan di sekitar areal candi.
Posisi candi itu terletak di tengah lahan berukuran sekitar 45 x 40 meter yang dikelilingi parit kuno. Lebar parit sekitar tiga meter dan kedalamannya sekitar 30 sentimeter.
“Parit ini dihubungkan dengan parit kuno lain menuju aliran Sungai Batanghari. Keberadaan sebuah candi tidak bisa dilepaskan dari unsur air. Untuk tujuan inilah parit itu dibuat,” katanya
Jarak candi dengan Sungai Batanghari hanya sekitar 100 meter. Di parit penghubung itu juga ditemukan adanya bekas kolam. “Kolam ini biasanya untuk tempat penampungan air,” ucapnya.
Posisi candi itu terletak di tengah lahan berukuran sekitar 45 x 40 meter yang dikelilingi parit kuno. Lebar parit sekitar tiga meter dan kedalamannya sekitar 30 sentimeter.
“Parit ini dihubungkan dengan parit kuno lain menuju aliran Sungai Batanghari. Keberadaan sebuah candi tidak bisa dilepaskan dari unsur air. Untuk tujuan inilah parit itu dibuat,” katanya
Jarak candi dengan Sungai Batanghari hanya sekitar 100 meter. Di parit penghubung itu juga ditemukan adanya bekas kolam. “Kolam ini biasanya untuk tempat penampungan air,” ucapnya.
Masih Simpan Misteri
Meski pemugaran Candi Satu itu rampung, BP3 dan Balai Arkeologi masih harus bekerja keras untuk mengungkap misteri bangunan kuno itu. Penyebabnya tidak ada dokumen tertulis dan prasasti yang ditemukan di sekitar lokasi penggalian. Sehingga pertanyaan mendasar seperti siapa pemilik dan pendiri bangunan itu, masih misteri yang harus diungkap.
dan berencana membawa logam yang ditemukan ke Borobudur untuk menguji kandungan karbon. Bila kandungan karbonnya diketahui maka akan usai pembuatannya bisa diperkirakan
dan berencana membawa logam yang ditemukan ke Borobudur untuk menguji kandungan karbon. Bila kandungan karbonnya diketahui maka akan usai pembuatannya bisa diperkirakan
Sumber: http://jambitourism.co.id
No comments:
Post a Comment