Reruntuhan candi Koto Rao dapat di ungkap berdasarkan analisa terhadap berita Prasasti Kubu Sutan.
Dua kalimat terakhir menyebutkan “Pamuja di Pitamahadara di Sri Indrakila Purwata Puri” terjemahan Boelhari, Indrakila diterjemahkan “Gunung Indrakila.” Dari terjemahan ini penulis memprediksi bahwa “Puri Sri Indrakila Purwata” terletak di atas bukit sekitar Rao. Pada kalimat ketiga “ Sobhita” diterjemahkan “ indah berkilau-kilauan.” (1) Karena lembah Rao terdiri dari rawa-rawa yang di kelilingi oleh bukit, tentulah akan indah berkilau-kilauan kalau memandang dari Puri yang terletak di atas bukit.
Dari analisa ini, muncul pertanyaan, dimanakah pemukiman kuno di atas bukit?
Sementara itu dewasa ini tidak ada pemukiman yang ada di atas bukit untuk mencari tau hal tersebut, dilakukanlah wawancara dengan pengulu-pengulu yang di anggab mengetahui. Dari wawancara ini dapat di ketahui bahwa bekas pemukiman diatas bukit itu terdiri dari:
1. Koto Bonio Tinggi di Sundata Lubuk Sikaping
2. Koto Lambak Tinggi di Lundar Panti
3. Koto Gobang di dekat Kuamang Panti
4. Koto Tinggi di Sontang
5. Koto Sikoduduk di dekat Padang Gelugur
6. Koto Tuo di Beringin
1. Koto Bonio Tinggi di Sundata Lubuk Sikaping
2. Koto Lambak Tinggi di Lundar Panti
3. Koto Gobang di dekat Kuamang Panti
4. Koto Tinggi di Sontang
5. Koto Sikoduduk di dekat Padang Gelugur
6. Koto Tuo di Beringin
1. Prof. Boelhari.Terjemahan Prasasti Koto Rao. Arsip M.Arifin Adat. 19976
7. Koto Tambun Batu di Beringin
8. Koto Sicancang di Beringin
9. Koto Rao di Tanjuang Air Lubuk Layang
10. Koto Godang Parik Batu di Tampang Tarung-Tarung
11. Koto Losung Batu di Lubuk Layang
12. Koto Mogugah di Koto Rajo
8. Koto Sicancang di Beringin
9. Koto Rao di Tanjuang Air Lubuk Layang
10. Koto Godang Parik Batu di Tampang Tarung-Tarung
11. Koto Losung Batu di Lubuk Layang
12. Koto Mogugah di Koto Rajo
Negeri-negeri ini ada mempunyai benda benda peninggalan sejarah, tetapi negeri manakah yang mendukung analisa di atas ?
Pitamahadara yang di terjemahkan “Nenek Moyang” maka penulis memprediksi bahwa tempat yang mula-mula di diami berada di muara sungai. Hal ini sesuai dengan teori penyebaran penduduk (Migrasi) dari Asia. Muara Batang Sumpu dan muara Batang Asik, sangat mendukung akan hal ini, dan Koto Rao lah yang terletak disini. Maka kemungkinan sementara bahwa Koto Rao lah yang bernama Sri Indrakila Purwata Puri.
Penelusuran terfokus ke Koto Rao, di adakan lah observasi beberapa kali .Atas bantuan dan informasi dari masyarakat dan di bantu oleh Edi. Rajo Bujang, Sayuti, Deci, maka pada tanggal 12 April 2007 di temukanlah reruntuhan Candi Koto Rao.Temuan ini dilaporkan ke Dinas Pariwisata Seni dan Budaya, dan BP3 Batu Sangkar. Dalam surat laporan itu menyebutkan bahwa yang di temukan itu di duga adalah bekas tempat pemujaan yang di beritakan dalam Prasasti Kubu Sutan yang bernama “Puri Sri Indrakilaparwata” (1)
Pada tanggal 28 Agustus 2007, Tim BP3 Batu Sangkar dan Dispersinibud Pasaman mengadakan survei ke lokasi. Pada tanggal 19-23 Juli 2008, Tim BP3 Batu Sangkar mengadakan kegiatan eksavasi ke Koto Rao, dari kegiatan ini di temukanlah bekas bangunan kuno yang terbuat dari struktur batu bata. Menurut Sri Sugiharta :
1.Amran Dt.Jorajo, S.Pd, laporan Penemuan bekas reruntuhan candi Koto Rao ke BP3 Batu Sangkar ,12 april 2007
“Eksavasi (penggalian arkeologi) yang dilakukan baru-baru ini telah menemukan tambahan data tentang tinggalan Hindu-Budha di daerah Pasaman tepatnya di bukit Koto Rao Kecaman Rao Selatan” (1)
1.Amran Dt.Jorajo, S.Pd, laporan Penemuan bekas reruntuhan candi Koto Rao ke BP3 Batu Sangkar ,12 april 2007
“Eksavasi (penggalian arkeologi) yang dilakukan baru-baru ini telah menemukan tambahan data tentang tinggalan Hindu-Budha di daerah Pasaman tepatnya di bukit Koto Rao Kecaman Rao Selatan” (1)
Dari kegiatan eksavasi yang berlangsung pada tanggal 19-23 Juli 2008, oleh TimBP3 Batu Sangkar, dalam laporan hasil eksavasi tesebut menyampaikan sebagai berikut :
“Satu hal yang menarik untuk dihubungkan lebih lanjut dengan di temukannya candi di Bukit Koto Rao, yaitu aktivitas pemujaan yang dilakukan oleh Raja Bijayendrasekhara di Sri Indrakila Parwatapuribhaya. Sebagaman yang telah di sebutkan, Sri Indrakila Parwatapuribhaya dapat di artikan sebagai istana di gunung, sehingga dapat diperkirakan bahwa tempat pemujaan tersebut berada di atas gunung atau bukit... di bukit Koto Rao inilah yang di maksud sebagai Sri Indrakila Parwatapuribhaya dalam Prasasti Kubu Sutan” (2)
Kesimpulan yang di sampaikan dalam laporan hasil eksavasi ini, senada dengan dugaan sewaktu ditemukannya candi Koto Rao, bahwa reruntuhan Candi Koto Rao di duga Sri Indrakila Parwatapuri.(3)
No comments:
Post a Comment