Terletak di Jorong Pulausawah Kanagarian Siguntur, Kecamatan Pulaupunjung Sumatera Barat
Situs Pulausawah yang terletak sekitar 100 m di atas permukaan laut termasuk dalam bioma hutan hujan, beriklim selalu basah sampai kering tengah tahun, yang termasuk dalam sub-bioma hutan hujan tanah kering.
Candi Pulau Sawah I
Candi Pulau Sawah I terdiri dari satu bangunan besar setinggi 2,4 meter. Bangunan ini berbentuk kotak bersegi duapuluh, yang masing-masing sisinya tidak sama panjang. Tepat di tengah bangunan (situs) terdapat sebuah lubang besar berbentuk empat persegi panjang berukuran 2,06 x 1,82 meter dengan kedalaman 2,4 meter. Pada bagian (yang mungkin) depan dari bangunan ini terdapat sebuah lubang lagi dengan kedalaman yang sama tetapi luasnya berbeda. Lubang ini agak lebih kecil dari ukuran lubang sebelumnya, berukuran 1,2 x 1,57 meter. Kedua lubang yang berbentuk persegi panjang ini diperkirakan kolam tempat pemandian.
Candi Pulau Sawah I sudah direkonstruksi. Bagian atas bangunan, bahannya sudah diganti dengan yang lebih baru, karena bangunan yang asli sudah terlalu tua dan lapuk. Dalam penelitian arkeologi, rekonstruksi semacam ini mungkin dan boleh dilakukan dengan ketentuan warna, bentuk, dan kualitas bahan harus disesuaikan dengan bangunan asli.
Candi Pulau Sawah II
Candi Pulau Sawah II berjarak kira-kira 500 meter dari Situs Pulau Sawah I. Bentuk asli bangunan ini tidak diketahui secara pasti. Situs ini ditemukan para arkeolog ditahun 1985. Ketika ditemukan, situs tertimbun gundukan tanah setinggi lima meter. Situs terdiri dari sebuah parit dengan ukuran luas 100 x 100 meter. Terdapat beberapa bangunan kecil-kecil yang diperkirakan sebagai kolam.
Candi Pulau Sawah II diperkirakan merupakan sebuah komplek candi, di mana di dalamnya terdapat beberapa candi kecil dan kolam-kolam pemandian. Ada dugaan, parit-parit dengan luas 100 x 100 meter itu bukan merupakan tembok yang memagari komplek candi, tetapi merupakan bagian dari sebuah candi besar. Sehingganya, Candi Pulau Sawah II merupakan sebuah candi besar atau tidak terdiri dari candi-candi kecil.
Namun tak mustahil, situs ini merupakan sebuah benteng pertahanan, atau semacam pos komando tempat mengawasi pergerakan musuh. Kemungkinan ini di dasarkan pada posisi situs ini yang sangat strategis sebagai pos pengawasan dan benteng pertahanan. Dari tempat bangunan ini berada, hampir dapar dipastikan, seluruh penjuru mata angin dapat dilihat dan diteropong. Baik dari arah aliran sungai Batanghari (tempat kemungkinan terbesar menjadi gerbang masuknya balatentara musuh untuk menyerang) maupun dari arah perbukitan atau daratan.
Hanya saja, terdapat keraguan terhadap pendapat yang mengatakan fungsi situs ini sebagai benteng atau pos pertahanan. Pos pengawasan dan pertahanan militer pada abad ke-13 (masa yang diperkirakan bangunan hni didirikan) tidak dibangun dengan menggunakan banguan yang permanen. ini terbukti, tidak adanya ditemukan di Jawa misalnya, benteng kerajaan yang permanen.
Apalagi benteng pertahanan tidak dibangun di tempat yang lebih di pedalaman, tetapi didirikan di sekitar pintu gerbang kerajaan untuk melindungi dengan cepat jika serangan dari luar datang. Sementara posisi Situs Pulau Sawah II besar kemungkinan bukanlah daerah yang menjadi pintu gerbang untuk memasuki kerajaan Dharmasraya ketika itu, meskipun letaknya sangat strategis. Lagi pula, bangunan yang besar dan agung cenderung didirikan karena dorongan besar untuk menghormati sesuatu yang agung pula. Untuk ini, dorongan agama lebih kuat dibandingkan dengan dorongan apa pun, termasuk doronga untuk memperkuat pertahanan militer. Sehingga, seperti yang telah disebutkan, situs ini merupakan candi.
Apalagi benteng pertahanan tidak dibangun di tempat yang lebih di pedalaman, tetapi didirikan di sekitar pintu gerbang kerajaan untuk melindungi dengan cepat jika serangan dari luar datang. Sementara posisi Situs Pulau Sawah II besar kemungkinan bukanlah daerah yang menjadi pintu gerbang untuk memasuki kerajaan Dharmasraya ketika itu, meskipun letaknya sangat strategis. Lagi pula, bangunan yang besar dan agung cenderung didirikan karena dorongan besar untuk menghormati sesuatu yang agung pula. Untuk ini, dorongan agama lebih kuat dibandingkan dengan dorongan apa pun, termasuk doronga untuk memperkuat pertahanan militer. Sehingga, seperti yang telah disebutkan, situs ini merupakan candi.
No comments:
Post a Comment